Tanpa Lawan, Gusti Bayu Kuasai KADIN Bireuen 2025–2030


author photo

21 Apr 2025 - 10.01 WIB




Bireuen --- Proses pemilihan Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Bireuen periode 2025–2030 berlangsung cepat dan tanpa tandingan. Gusti Bayu Murizki ditetapkan sebagai ketua baru secara aklamasi dalam Musyawarah Kabupaten (MUKAB) IV yang digelar di Hotel Fajar, Sabtu (19/4/2025).

Dari 32 anggota sah KADIN yang telah divalidasi, hanya Gusti Bayu yang lolos verifikasi administratif. Tanpa pesaing, ia dinyatakan menang dan sekaligus menjadi formatur tunggal oleh pimpinan sidang Iqbal Idris Aly beserta dua anggota lainnya.

Ketua Panitia MUKAB, Fakhrurrazi ZA, menyampaikan bahwa acara dihadiri para tokoh penting: jajaran pengurus KADIN Provinsi Aceh, perwakilan KADIN kabupaten/kota lain, Forkopimda, pelaku usaha, hingga tokoh masyarakat Bireuen. Atmosfer penuh semangat terlihat sejak sesi pembukaan hingga pelantikan malam harinya.

MUKAB IV mengangkat tema: “Membangun Kemandirian Dunia Usaha melalui Sinergi antara Pemerintah dan Pengusaha”. Sebuah pesan yang ingin menekankan pentingnya kolaborasi konkret antara swasta dan pemerintah dalam memajukan ekonomi lokal.

Muhammad Mada, Wakil Ketua Umum KADIN Aceh Bidang Organisasi, Keanggotaan, Hukum, dan Komunikasi (OKK), hadir mewakili Ketua Umum KADIN Aceh. Ia menyebut Bireuen sebagai kota dagang dan industri yang punya sejarah kuat, namun butuh dorongan baru dari pengusaha muda agar kembali berjaya.

Pembukaan resmi dilakukan oleh Wakil Bupati Bireuen, Ir. H. Razuardi, MT, yang menegaskan bahwa pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. “Sinergi antara pemerintah, pengusaha, dan masyarakat adalah syarat mutlak untuk kemajuan,” ujarnya.

Malam harinya, prosesi pelantikan dan pengukuhan pengurus KADIN Bireuen berlangsung khidmat. Surat keputusan dibacakan oleh Direktur Eksekutif KADIN Aceh, Teuku Jailani, lalu dilanjutkan pelantikan langsung oleh Muhammad Mada.

Dalam penutupan resmi, Bupati Bireuen H. Mukhlis, ST mengajak seluruh elemen dunia usaha untuk menjadi bagian aktif dalam menyukseskan pembangunan daerah. “KADIN harus menjadi motor ekonomi Bireuen, bukan sekadar simbol organisasi,” tegasnya.( A1)

Bagikan:
KOMENTAR
 
Copyright @ 2014-2019 - Radar Informasi Indonesia, PT