Kebutuhan Pokok Meningkat, Rakyat Tak Berdaya


author photo

11 Mar 2025 - 11.16 WIB




Oleh : Milda, S.Pd
(Aktivis Muslimah)

Menjelang bulan suci Ramadhan, harga sejumlah bahan pokok di Pasar Segiri, Samarinda, mengalami lonjakan signifikan. Kenaikan harga ini mulai terasa sejak awal pekan, memaksa pedagang dan pembeli menghadapi harga yang semakin tinggi. Pantauan Kompas.com di beberapa pasar, seperti Pasar Segiri, Pasar Pagi, dan Pasar Sungai Dama pada Selasa (25/2/2025), menunjukkan tren yang mengkhawatirkan.

Beberapa komoditas mengalami kenaikan harga yang mencolok.
Harga cabai melonjak dari Rp 70.000 menjadi Rp 90.000 per kilogram, sementara bawang merah naik dari Rp 32.000 menjadi Rp 42.000 per kilogram.
(https://regional.kompas.com/read/2025/02/25/164706978/jelang-ramadan-harga-bahan-pokok-di-pasar-samarinda-melonjak)

Bulan Ramadhan menjadi bulan yang penuh berkah, ampunan, serta berlipat gandanya pahala bagi umat muslim diseluruh penjuru dunia. Bulan spesial seperti bulan Ramadhan saat ini juga tidak lepas dari kebutuhan pokok yang mesti harus dipenuhi seperti sandang, terlebih pangan. Namun sangat disayangkan harga pangan meroket merupakan dan menjadi kejadian yang terus berulang menjelang bulan Ramadhan.

Menjadi pertanyaan mengapa setiap menjelang Ramadhan kebutuhan pokok mengalami lonjakan kenaikan harga, yang disayangkan pemerintah justru mengatakan alasan utama kenaikan harga kebutuhan pokok adalah banyaknya masyarakat berbelanja saat menjelang Ramadhan untuk memenuhi stok makanan di rumah. 
Padahal dalam sistem ekonomi kapitalisme dimana ada permintaan disitu ada peningkatan sehingga mempengaruhi harga kebutuhan pokok.

Dalam sistem kapitalisme negara hanya berperan menjadi regulator dengan berbagai kebijakan yang menyengsarakan rakyat, sehingga menihilkan fungsinya sebagai pelayan rakyat yang mestinya menjadi tanggung jawab negara. Jika negara benar-benar peduli terhadap nasib rakyatnya seharusnya kebutuhan pokok bisa didapatkan dengan mudah sebagaimana fungsi penguasa sebagai pelayan umat. 

Melihat masyarakat yang tidak semua dapat membeli kebutuhan pokok yang melonjak naik, tentu ini menjadi masalah dari sekian banyaknya masalah yang terjadi di negeri ini. Masyarakat yang notabene mengalami krisis ekonomi pasti tidak akan mampu memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari yang sangat dibutuhkan untuk makan dan minum demi terpenuh kebutuhan gizinya baik selama bulan ramadhan maupun hari-hari setelahnya. Permasalah ini tentu tidak akan terjadi jika negara menerapkan sistem Islam.

Dalam sistem Islam negara merupakan pelayan rakyat dalam mengurus urusan umat termasuk mengawasi para oknum yang berbuat curang untuk mendapatkan keuntungan sepihak. Saat di lapangan terjadi masalah maka negara akan turun tangan dalam menyelesaikan problem yang ada. Dalam Islam kebutuhan pokok rakyat adalah suatu yg urgent yang mesti dipenuhi sebagai bentuk tanggungjawab penguasa terhadap rakyat serta bukti keimanan penguasa terhadap Allah SWT. 

Sebagaimana sabda baginda Nabi Muhammad SAW menyatakan:

كلكم راع وكلكم مسؤول عن رعيته

“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya. (HR. Buchori).

Sehingga negara akan berupaya untuk memenuhi dan mengatur segala urusan rakyat termasuk pemenuhan kebutuhan pangan. Negara hadir untuk menjamin tersedianya dan terpenuhinya kebutuhan pangan tersebut sehingga rakyat dapat membeli dengan harga yang murah, bahkan tak menutup kemungkinan mendapatkanya secara gratis.

Dalam Islam negara akan selalu memberikan informasi yang menyangkut kepentingan umat seperi ekonomi, pendidikan, kesehatan bahkan pasar mengingat zaman modern segala sesuatu dengan mudah di akses. Manusia diberi dua pilihan mau berpikir untuk mengganti sistem bathil ini dengan sistem Islam atau tetap tunduk dan patuh terhadap sistem rusak ini.

Sejatinya Islam punya solusi atas segala permasalah termasuk cara pengelolaan pangan. Maka penguasa harus sadar dan kembali pada hukum-hukum Allah. Hanya dengan diterapkannya sistem Islam (Khilafah) kebutuhan rakyatnya akan terpenuhi, rakyat akan hidup sejahtera karena setiap pemimpin memiliki rasa takut kepada Allah atas amanah yang diberi.

Maka mari kita saling bahu-membahu dalam menerapkan sistem Khilafah, ubahlah mindset untuk tidak menganggap Khilafah sebagai sebuah ancaman maupun pemecah belah negeri tercinta ini. Sangat jelas dalam sebuah hadits dikabarkan berita gembira tentang kembalinya metode kenabian yang dulu pernah di terapkan dan akan kembali lagi sebagaimana janji Allah Swt. Wallahu Alam Bishowab.
Bagikan:
KOMENTAR