Oleh: Muji Habibah, S,Pd. (Pendidik dan Aktifis Muslimah)
Kepala Bidang Prestasi Olahraga Dispora Kaltim Rasman, menekankan bahwa keikutsertaan generasi muda dalam olahraga dapat meningkatkan produktifitas dan fokus pada hal-hal positif. Rasman juga menyampaikan jika anak-anak ikut latihan dan pertandingan, maka dipikiran mereka akan tertanam semangat berlatih dan belajar. Produktifitas mereka akan tinggi dan menghindari dari kenakalan remaja. ( selasar.co).
Tidak dipungkiri kenakalan remaja saat ini semakin meresahkan dari aktifitas tawuran antar sesama, begal, geng motor, kasus bullying dan jenis kekerasan yang dilakukan remaja yang berujung pada hilangnya nyawa menjadi sajian pemberitaan yang tidak asing lagi ditelinga kita. Belum lagi keterlibatan pada penyalahgunaan narkoba serta pergaulan bebas yang kini sudah dianggap biasa. Sedangkan pergaulan bebas menjadikan pelakunya memiliki masa depan yang suram dan membuka peluang munculnya masalah-masalah lain seperti: aborsi, meningkatnya angka kematian ibu, kasus anak terlahir stunting, remaja putus sekolah, KDRT dsb.
Melihat kondisi ini, maka perlu adanya pengkajian mendalam terkait akar masalah kenakalan remaja yang semakim lama semakin meresahkan. Apa sebab mereka bisa terlibat pada sederet polemik yang begitu meresahkan. Hal ini bertujuan agar didapatkan solusi tuntas atas permasalahan remaja saat ini.
Sebagaimana yang diketahui, remaja memiliki segudang potensi yang luar biasa, di usia yang terbilang muda mereka memiliki tubuh yang kuat dan prima, pikiran mereka juga masih dapat berpikir dengan maksimal, dari segi waktu mereka masih memiliki banyak waktu untuk menyibukkan diri dalam menyelami lautan ilmu sedalam-dalamnya. Lalu apa penyebab remaja menjadi ”nakal”?
*Analisis Sumber Masalah*
Dalam kitab Nizhomul Islam karya Syekh Taqiyuddin An Nabhani disebutkan bahwa ”manusia selalu mengatur tingkah lakunya dalam kehidupan ini sesuai dengan persepsinya terhadap kehidupan”. Dari sini akan didapati bahwasanya persepsi atau pemahaman memiliki kendali atas tingkah laku seseorang termasuk para remaja. Dengan atmosfer kehidupan sekuler yang menyelimuti kehidupan saat ini maka tak ayal para remaja bersikap bebas semaunya. Makna sekuler sendiri adalah menjadikan agama hanya sebatas ibadah ritual semata dan menjauhkan aturan kehidupan untuk diatur agama sehingga tak ada lagi batasan perilaku dengan standar agama, boleh tidaknya melakukan sesuatu bukan lagi karena halal atau haram tapi karena hawa nafsu dengan tujuan kebahagiaan jasadiah semata (fisik dan materi).
Maka tak heran bagi remaja yang mental nya masih labil mereka dengan mudah terbawa arus demi menunjukkan eksistensinya, mencoba melakukan hal-hal yang baru meski dilarang oleh agama dengan sebuah persepsi ”menikmati” masa muda atau bermotto suka-suka gue asal bahagia.
Hal ini diperparah dengan munculnya ide moderasi yang sedang diaruskan membuat remaja semakin jauh dari agamanya (islam), mereka akan merasa kolot atau terkekang jika semua aktiftas harus berstandar pada agama, ide moderasi juga lantas mendidik secara tidak langsung untuk bersikap bebas, menstandarkan baik bukan dari agama namun dari perasaan dan pendapat masing-masing, remaja memiliki pilihan untuk melakukan sesuatu asal tidak kebablasan, walaupun faktanya selalu kebablasan (misal pacaran yang berujung zina dsb.). Selain itu, budaya kehidupan dari luar seperti Korea dan Barat yang sedang mereka gandrungi menjadi pilihan untuk role model kehidupan mereka.
Adapun upaya melibatkan remaja untuk mengikuti berbagai macam olahraga ataupun perlombaan sejatinya hal tersebut hanyalah pengalihan sementara dan bukan solusi tuntas penyelesaian masalah kenakalan remaja saat ini. Pasalnya, olahraga berguna untuk membentuk kekuatan dan ketangguhan secara fisik (jasmani), sedangkan persepsi untuk bertingkah laku seperti apa tidak ada kaitannya dengan olahraga. Sebagai contoh dengan adanya kasus seorang siswi berprestasi dengan aktif diberbagai kegiatan sekolah yang tersandung skandal seks dengan gurunya dengan alasan butuhnya kasih sayang orang tua.
*Remaja Sholih Dalam Sistem Islam*
Dengan fakta banyaknya kasus kenakalan remaja akibat penerapan kehidupan sekuler maka sudah seharusnya untuk mengalihkan padangan kepada sistem kehidupan islam. Dengan demikian remaja akan terselamatkan. Dengan sistem kehidupan islam, maka sistem pendidikan nya pun berlandaskan aqidah islam, fokus pendidikannya kepada pembentukan syakhsiyah (kepribadian) islam dimana dengan remaja akan memilliki pola pikir dan pola sikap islam.
Penanaman aqidah islam terintegrasi dengan semua pembelajaran yang diajarkan di sekolah, hal ini akan semakin mengokohkan aqidah islam di dalam diri para remaja sehingga mereka akan selalu merasa diawasi dan takut pada Allah serta senantiasa mengikatkan dirinya pada perintah dan menjauhi larangan Allah (syari’atNya). Inilah gambaran insan kamil yang bertaqwa.
Ketaqwaanya dapat membawa pada itikad untuk bisa menjadi sebaik-baik manusia yaitu menjadi manusia yang bermanfaat. Fasilitas dan tenaga pendidik yang berkualitas prima serta tersebar merata di seluruh negeri akan menghasilkan pemuda-pemuda yang giat belajar demi menuntut ilmu dan menjadikan mereka manusia yang bermanfaat. Alokasi dana yang cukup memadai pada pendidikan dan jaminan pendidikan pada seluruh masyarakat menjadikan kegiatan belajar mengajar menjadi berkualitas.
Selain itu, hal ini juga didukung oleh sistem kehidupan islami yang akan menjadi masyarakat paham islam dan tersuasana dengan keimanan. Para ibu menjalankan perannya sebagai madrosatul ula (sekolah pertama) dengan optimal bagi anak-anaknya sehingga anak-anak mendapatkan pendidikan utama dan pertamanya dari rumah. Nilai yang berkembang bukan lagi liberalisme (bebas) dan sekuler namun ketaqwaan. Setiap orang akan terbiasa ber amar ma’ruf nahyi mungkar (menyeru kebaikan dan mencegah kemungkaran) jika melihat adanya kemaksiatan, sehingga kenakalan remaja ini bisa teratasi.
Industri hiburan yang berbau maksiat dan berpotensi merangsang hawa nafsu akan dilarang dan diblokir oleh negara. Sebab fungsi negara adalah untuk menjaga jawil (suasana) iman masyarakat. Dengan begitu, kehidupan masyarakat termasuk didalamnya para remaja akan fokus melakukan amal kebaikan. Justru industri yang akan berkembang adalah industri yang dapat membantu kehidupan umat manusia menjadi lebih baik dan makin mengukuhkan keimanan serta ketaqwaan.
Oleh karena itu, sudah seharusnya sistem kehidupan islam diterapkan bukan hanya sebagain namun menyeluruh (kaffah) dengan begitu bukan hanya masalah kenakalan remaja saja yang dapat diatasi tetapi akan mampu melahirkan remaja-remaja yang bermanfaat lagi bertaqwa dan tangguh sehingga mampu mengisi estafet kepemimpinan menuju peradaban umat manusia yang mulia. Waallahu 'alam bishowab.