Pengangguran: Kegagalan Sistem atau Kegagalan Personal?


author photo

11 Nov 2024 - 00.09 WIB



Oleh: Yamronah 
( Aktivis Dakwah Muslimah)


Saat ini jumlah pengangguran di Kaltim mencapai angka 115.523 orang, dalam kurun waktu  satu tahun angka ini hanya berkurang 7. 535 orang atau kurang dari 1%. Tingginya angka pengangguran disebabkan oleh 2 faktor pertama tingginya PHK dan rendahnya daya serap dunia kerja sehing tenaga kerja produktif tidak dapat langsung bekerja di perusahaan atau industry. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Kepala BPS Kaltim Yusniar Juliana bahwa salah satu faktor penyebab peningkatan pengangguran adalah adanya PHK oleh perusahaan. Dan juga dipengaruhi oleh suplai tenaga kerja yang tidak bisa langsung terserap dilapangan kerja. Lebih lanjut Kepala BPS Kaltim menjelaskan " Secara umum, tren tingkat pengangguran saat ini masih positif. Dan sejauh ini mengalami penurunan". (Kaltimpost, kamis (31/10). Namun fakta lain menunjukan bahwa tingginya tingkat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang terjadi saat ini tidak tercatat spesifik oleh Badan Pusat Statistik (BPS), BPS sendiri tidak melakukan pendataan secara spesifik terkait jumlah PHK. Sehingga tingginya angka pengangguran belum dapat diukur secara pasti berdasarkan data, apakah terjadi penurunan atau sebaliknya.
Terlepas dari data dan polemik apakah angka pengangguran meningkat atau turun, faktanya masih banyak masyarakat yang kesulitan dalam mencari pekerjaan dan hidup dibawah garis kemiskinan. Dalam hal ini, negara seharusnya bertanggung jawab mengelola dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyatnya. Bukan malah menyerahkannya kepada perusahaan atau pihak swasta. Hal ini terjadi karena negara saat ini menerapkan system peraturan yang bersumber dari sistem  kapitalis sekuler. Dimana negara tidak berperan sebagai pelayan umat namun negara memposisikan diri selayaknya perusahaan yang berorientasi pada keuntungan dan abai terhadap kesejahteraan rakyat.
Di bidang Pendidikan system pendidikan yang berlandaskan sekulerisme kapitalis tidak mampu menghasilkan atau mencetak lulusan yang berkualitas. Output Pendidikan kapitalis sekuler hanya mampu mencetak tenaga kerja buruh kasar saja. Hal ini disebabkan karena peran negara yang seharusnya menyiapkan kurikulum yang berkualitas justru dialihkan kepada perusahaan/ industri. Walhasil arah Pendidikan disetir oleh perusahaan/ industry sesuai dengan kepentingan pasar.
Ketika sistem pendidikan hanya mampu menghasilkan output yang mampu bekerja menjadi buruh kasar saja, maka tingkat PHK pasti akan tinggi. Sebab biasa perusahaan -perusahaan akan melakukan pengurangan karyawan dari level yang paling bawah terlebih dahulu. Sebaliknya jika lulusan yang dihasilkan oleh sekolah atau lembaga pendidikan mampu mempunya skill yang baik, maka akan mengurangi jumlah PHK yang terjadi.

Islam Solusi Masalah Pengangguran 

Bekerja merupakan kewajiban bagi umat islam. Islam menganjurkan dan mewajibkan umatnya untuk bekerja dan mencari rezeki yang halal dan baik. Bekerja dalam Islam memiliki beberapa tujuan, diantaranya:
* Sebagi bentuk ibadah
* Mencari keridhaan Allah SWT 
* Berkhidmat kepada umat
* Mencari rezeki yang halal 
* Memenuhi kewajiban untuk menyokong keluarga 
* Membantu sesama yang membutuhkan.
Dalam islam, bekerja mengandung nilai-nilai moral yang tinggi. Seperti  integritas, disiplin dan kejujuran. Beberapa etika dalam bekerja dalam Islam diantaranya , ikhlas, jujur, amanah, persaudaraan, dan keadilan. Islam sangat membenci pengangguran dan menyukai orang-orang yang mau bekerja keras. Secara fiqih bekerja mencari nafkah adalah wajib, sedangkan berpangku tangan hukumnya adalah haram. Karena itulah dalam system pemerintahan islam negara bertanggung jawab untuk menyediakan lapangan pekerjaan bagi rakyatnya dan menjamin agar semua warga negaranya terutama  kaum laki- laki memiliki pekerjaan yang dengan pekerjaan itu mereka dapat menafkahi keluarganya. Dalam melaksanakan tanggung jawab ini negara juga mengatur sistem Pendidikan agar menghasilkan output Pendidikan yang berkualitas.
Dalam sistem pendidikan Islam, negara mempunyai kewajiban untuk menciptakan pendidikan yang tidak hanya mempunyai skill saja, tetapi juga ahli ilmu dan taqwa. Pendidikan dalam Islam memadukan antara keimanan dengan ilmu kehidupan, sehingga berpengaruh besar dalam setiap amal perbuatan. Pendidikan semacam ini pernah lahir pada masa peradaban Islam selama 13 abad lamanya. Peradaban Islam telah banyak melahirkan cendikiawan dan ilmuwan yang ahli di berbagai bidang. Negara berperan menjamin hak pendidikan, menyusun kurikulum pendidikan berbasis aqiqah Islam dan menciptakan lingkungan dengan ketaqwaan melalui sistem pergaulan Islam.
Didalam Islam penguasa wajib melayani rakyat. Setiap individu warga negara dalam pemerintahan Islam akan terpenuhi kebutuhannya dan memperoleh kesejahteraan. Islam akan memberikan lapangan pekerjaan yang luas. Dengan demikian, negara mampu memenuhi lapangan pekerjaan untuk rakyatnya. ( Syekh Taqiyuddin an-Nabhani, Syakhsiyah Islamiyah juz II)  Rasulullah SAW bersabda yang artinya " Ingatlah kalian semua adalah penanggung jawab maka akan dimintai pertanggungjawaban atasnya. Dan imam/ kepala negara yang berkuasa atas rakyat adalah penanggung jawab yang akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyatnya." ( Hadist Shahih Riwayat Bukhari, Hadis no.2368; Muslim, kitab al-Imarah Hadist no.3408).
Jika sudah menerapkan mekanisme diatas, tetapi masih ada individu rakyat yang tidak bisa memenuhi kebutuhan, negaralah yang akan memberi bantuan secara langsung yang diambil dari Baitul maal. Disamping itu negara juga akan menjamin jika ada yang memerlukan penjaminan.
Wallahu 'alam...
Bagikan:
KOMENTAR