Oleh: Armayani
Republika.co.id Jum'at 1/11/24 Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti pekan ini menghadiri rapat kerja perdana dengan Komisi X DPR RI. Dalam rapat itu, Mu'ti memaparkan program prioritas lewat semangat dan slogan Kemendikdasmen, yaitu mencerdaskan dan memajukan bangsa. Mu'ti menerangkan visi besar Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah adalah pendidikan bermutu untuk semua, yang diambil dari UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Ia melanjutkan beberapa program prioritas Kemendikdasmen, di antaranya ialah penguatan Pendidikan Karakter.
Kompas.com Senin 11/11/24, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti sempat menyebutkan akan menggagas Kurikulum Deep Learning sebagai pengganti Kurikulum Merdeka Belajar yang diterapkan saat ini. Mu'ti menyatakan Kurikulum Deep Learning sebagai pengganti Kurikulum Merdeka Belajar dalam sebuah kegiatan. Pernyataan itu kemudian direkam dan dibagikan ke media sosial.
Sudah menjadi hal lumrah jika ganti penguasa maka akan ganti peraturan termasuk salah satunya aturan di lingkungan pendidikan. Kurikulum Deep Learning ini digadang-gadang akan menggantikan Kurikulum Merdeka Belajar. Namun berkaca dari sebelum-sebelumnya berbagai penerapan kurikulum di negeri yang sekuler ini tidak ada satupun yang mencerminkan kemajuan yang nyata hanya semu belaka. Terlihat dari pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi kehidupan masyarakat diselimuti krisis multidimensi yang mengerikan.
Sepanjang penerapan sistem Kapitalisme -sekuler sama sekali tidak mencetak generasi yang mempuni, tetapi kecerdasan mereka malah dikebiri sehingga mereka tidak mampu memahami akar persoalan di tengah-tengah masyarakat. Ini tidak lain karena pendidikan yang juga membebek pada Barat yang hanya berorientasi pada kesenangan duniawi saja.
Namun sangat jauh berbeda dengan Islam, sepanjang sejarahnya, Islam telah menjelma menjadi satu-satunya sistem yang mampu melahirkan generasi cerdas nan beradab. Islam memprioritaskan pendidikan sebagai modal awal membangun sebuah peradaban. Pendidikan dalam Islam bertujuan untuk membentuk kepribadian yang Islami serta memiliki keterampilan yang tepat di bidangnya.
Adapun mengenai kurikulumnya, pendidikan Islam dibangun berdasarkan akidah Islam. Pembinaan yang akan membentuk pola pikir dan pola sikap Islam. Pelajaran dan metodologinya diselaraskan dengan asas tersebut. Guru harus memiliki kepribadian dan akhlak yang baik, menjadi contoh bagi para siswa. Bukan sekadar penyampai ilmu, tetapi ia juga pembimbing yang baik.