Colon Bupati dan Wakil Bupati Aceh Utara Ditepung Tawari


author photo

7 Nov 2024 - 13.19 WIB



Aceh Utara ---- Acara tepung Tawar calon Bupati dan calon wakil Bupati Aceh Utara provinsi Aceh, Ismail A.Jalil (Ayahwa) dan Tarmizi (payang), yang bertempat di mesjid Baitul Aman, Gampong U Kemukiman Blang Asan Kecamatan Syamtalira Aron Kabupaten Aceh Utara, Rabu (6/11/2024).

Acara tepung Ttawar dimulai dengan pembacaan tertip acara oleh mc, dan dilanjutkan pembacaan ayat suci Alquran, dan selawat atas Baginda Nabi Muhammad S.A.W.

Dilanjutkan dengan dengan kata sambutan dari panglima wilayah samudera Pasee Abubakar Latif (Abulen) mengatakan dalam sambutannya. Kali ini harus memenangkan Ismail A jalil (Ayah wa) Tarmizi (payang) sebagai Bupati Aceh Utara dan Muzakir Manaf (Mualem) nomor urut 2 sebagai Gubernur Aceh pada pemilihan kepala daerah pilkada tahun 2024.

Sebab Mualem adalah seorang guru seorang pelatih Gerakan Aceh merdeka (GAM), GAM lahir dari rasa kecewa masyarakat Aceh terhadap pemerintah pusat untuk mencari kemerdekaan untuk wilayah Aceh.

Makna dari merdeka adalah bebas dari penindasan, penghambaan, dan penjajahan, serta tidak terikat pada orang atau pihak tertentu. Merdeka juga bisa diartikan sebagai tidak mendapat tekanan dari luar tidak terjajah dan lepas.

"Merdeka berasal dari bahasa sansekerta maharddhikeka yang berarti kaya, sejahtera, dan kuat. Tujuan Mualem untuk Aceh bejuang agar mendapatkan kesejahteraan bagi rakyat Aceh," paparnya.

Bermacam-macam cara bisa kita pernah tempuh, untuk mendapatkan kesejahteraan, baik berjuang dengan sejata, sama dengan perjuangan fisik adu kekuatan sudah pernah dilakuka sebagai bangsa Aceh pada masa Portugis, Belanda, Jepang, 

"Malah kita sebagai rakyat Aceh, pernah mejadi Unjung tombak perjuangan republik Indonesia , sebagai donatur, sebagai pemilik modal utama, dalam merebut kemerdekaan dan kesejahteraan bangsa Indonesia ini. sebelum republik Indonesia ini berdiri dan medeka. Ya, Aceh pernah dapat julukan sebagai “Daerah Modal”.

"Karena sumbangan dan keikutsertaan rakyat Aceh yang besar dalam perjuangan kemerdekaan. Julukan ini diberikan oleh Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Sukarno. 
 
Selain itu, Aceh juga memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia, di antaranya:
Menjadi garis pertahanan terakhir RI saat Agresi Belanda yang Militer II. 

"Aceh adalah satu-satunya daerah di RI yang tidak tersentuh militer Belanda. Pernah Menjadi ibukota negara RI pada masa Pemerintahan Darurat RI (PDRI).

"Maka pihak lain dan aknum-aknum tertentu Jangan pernah mempekeruh suasana Perdamaian yang sudah terjalin selama 20 tahun dengan pemerintah.

Pemilihan gubernur kali ini biarlah sang pelatih sang panglima perang gerakan Aceh merdeka sebagai tampuk pimpinan di Aceh," papar Abu.

Selain perjuangan fisik,ada juga perjuangan diplomasi yang dilakukan melalui meja perundingan-perundingan kedua belah pihak yang berseteru.

Perjuangan diplomasi adalah mencari jalan keluar dari konflik yang terjadi. Beberapa contoh perjuangan diplomasi adalah Perjanjian Renville, Perjanjian Roem-Royen, Perjanjian Linggarjati, dan Konferensi Meja Bundar," papar Abulen.

"Malah Perjuangan diplomasi terjadi Tanggal 15 Agustus 2005 adalah hari penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) Helsinki, yaitu kesepakatan damai antara Pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) adalah perjanjian tertulis dan formal antara dua pihak yang dibuat sebelum memulai kerja sama.

Perjuangan diplomasi lahirlah sebuah perjanjian Kesepakatan di Helsinki yaitu perjanjian MoU Helsinki adalah nota kesepahaman antara Pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang ditandatangani di Helsinki, Finlandia.

Pemerintah RI dan Gerakan Aceh Merdeka menegaskan komitmen mereka untuk menyelesaikan konflik di Aceh secara terhormat bagi semua pihak, dengan solusi yang damai, menyeluruh, dan berkelanjutan," papar Abulen lagi.

"Para pihak sangat yakin bahwa hanya dengan penyelesaian damai atas konflik tersebut yang akan memungkinkan pembangunan kembali Aceh pascatsunami tanggal 26 Desember 2004 dapat mencapai kemajuan kesejahteraan dan keberhasilan dalam membangun Aceh," terang Abulen.

"Salah satu hikmah terbesar dari konflik yang terjadi antara Gerakan Aceh Mederka dengan Pemerintah Indonesia ialah lahir partai politik lokal di Aceh. Itu tidak lepas dari hikmah sebuah konflik dan perjanjian MoU Helsinki yang menyebutkan pembentukan partai politik lokal di Aceh. 

Salah satu poin penting dari kesepakatan damai tersebut adalah adanya partai politik lokal di Aceh, yang termaktub pada poin 1.2.1 MoU Helsinki berbunyi.

"Sesegera mungkin tidak lebih dari satu tahun sejak penandatanganan Nota Kesepahaman ini, Pemerintah RI menyepakati dan akan memfasilitasi pembentukkan partai-partai politik yang berbasis di Aceh yang memenuhi persyaratan nasional”.

"Lahir lah Partai Aceh Partai Aceh (PA) adalah salah satu partai politik lokal di Provinsi Aceh. Partai ini ikut dalam Pemilihan Umum Legislatif Indonesia 2009 dan pemilihan anggota parlemen daerah Provinsi Aceh. 

"Sekarang Ketua Umum Partai Aceh (PA) Muzakir Manaf Manaf alias Mualem sebagai calon gubernur Aceh 2025-2030 marilah sama-sama kita memilih Muzakir Manaf sebagai gubernur Aceh untuk melanjut perjuangan mensejahterakan rakyat Aceh pungkas Abulen.
 
"Dilanjutkan dengan Acara tepung tawar calon bupati oleh Abati Muhammad Gampong U, Abah Jamaluddin (Abu imum syik), Abi Gani, Abi Mustafa taib perupok, walid Mustafa Pulo.

Acara puncak yaitu penyerahkan satunan bagi Anak yatim sebagai bentuk kepedulian panglima dan jajaran GAM yang ada di wilayah samudera Pasee kepada anak yang.

Yang langsung diserahkan oleh pang Nadir, calon bupati Aceh Utara H. Ismail A jalil (Ayahwa ) Tarmizi (payang), panglima wilayah samudera Pasee Abubakar Latif (Abulen) dengan berlinang air matang sambil mengusap kepala anak yatim.

Dilanjutkan sambutan dari calon bupati dan wakil bupati Aceh Utara, Masalah kekeringan yang melanda persawahan warga masyarakat kabupaten Aceh Utara. 

"Bendungan krueng Pase yang belum rampung dikerjakan sehingga para petani sulit mendapatkan air untuk mengairi persawahan untuk 9 kecamatan yang ada di kabupaten Aceh Utara..mudah-mudahan di tahun 2025 setelah pemilihan kepala daerah segera rampung dikerjakan kata ayahwa dalam sesi tanya jawab dengan masyarakat yang hadir.

"Begitu juga dengan persoalan banjir yang selalu melanda setiap tahun menjadi langganan banjir di kabupaten Aceh Utara, dengan terpilih bupati di kalangan GAM baik gubernur Aceh mualem dan ayah wa sebagai Bupati Aceh Utara.

Mudah-mudahan persoalan masalah banjir dapat diselesaikan oleh Gubernur Aceh terpilih Muzakir Manaf dengan cara menormalisakan sungai yang ada di kabupaten Aceh Utara, dan merealisasikan pembangunan tanggul sungai Krueng yang ada di kabupaten Aceh Utara," kata ayahwa.(ML)
Bagikan:
KOMENTAR