Penulis : Innaha Rochmawati,S.Pd
Praktisi Pendidikan dan Pemerhati Generasi)
Bertempat di Hotel Platinum Balikpapan pada hari Rabu tanggal 11 September 2024, Ibunegara Iriana melakukan kunjungan kerja bersama Wuri Estu Handayani, istri wakil presiden KH Ma’ruf Amin beserta rombongan istri para menteri Kabinet Indonesia Maju yang tergabung dalam Organisasi Aksi Solidaritas Indonesia Maju (OASE KIM). Kegiatan ini dihadiri oleh ratusan perwakilan siswa dan siswi Madrasah Aliyah (MA) dan SMA di Balikpapan dan Samarinda dalam rangka “Sosialisasi Moderasi Sejak Dini” dengan tajuk “Cinta Tuhan dengan Mencintai Indonesia”. Bukti makin gencarnya sosialisasi moderasi beragama terutama pada kalangan remaja.
Dalam acara tersebut Istri Menag Yaqut Cholil Qoumas, Eny Retno dalam sambutannya mengatakan terdapat empat sikap moderasi beragama yang perlu disosialisasikan kepada pelajar, yakni komitmen kebangsaan, antikekerasan, sikap toleransi, dan penerimaan terhadap tradisi lokal. Moderasi beragama bikan hanya sekedar konsep, tetapi merupakan wujud nyata dari komitmen bersama. Untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa di tengah segala macam perbedaan. Generasi muda harus memahami bahwa keberagaman adalah rahmat dan melalui sikap moderat mereka akan mampu menghadapi dengan bijaksana, pesannya (kaltimpost.id)
*Moderasi Beragama adalah proyek merusak Islam*
Makna moderasi beragama yang dimaksud adalah moderasi Islam atau Islam moderat, merupakan gagasan pemikir-pemikir sekuler-liberalis Barat terutama mereka yang terlibat aktif dalam proyek pengendalian dan riset kebijakan-kebijakan global. Kemunculan moderasi Islam tidak bisa dipisahkan dari agenda war on terrorism yang digaungkan Amerika Serikat setelah peristiwa peledakan Gedung WTC tahun 2001.
Menurut Janine A Clarck, Islam moderat adalah Islam yang menerima system demokrasi. Sebaliknya Islam radikal adalah yang menolak demokrasi dan sekulerisme. Moderasi Islam dalam pengertian ini bermakna membangun Islam yang menerima demokrasi dan kesetaraan gender (Tazul Islam, Amina Khatun, Islamic Moderate in Perspectives: A Comparison Between Oriental and Occidental Scholarships, Interational Journal of Nusantara Islam, Volume 03, No.2, 2015)
Inilah hakekat moderasi Islam yang dipahami dan yang dimaksud oleh penggagasnya, yang kemudian disebarluaskan di Dunia Islam, termasuk negeri ini, oleh pejabat, ulama, atau akademisi tidak sama dengan definisi diatas. Untuk itu agen-agen Barat, melalui ulama salatin dan akademisi bayaran, mencari-cari dalil- tepatnya dalih- baik dalam Al Qur’an ataupun Sunnah, untuk mengukuhkan moderasi Islam sebagai bagian tak terpisahkan dari ajaran Islam.
Upaya-upaya Barat mereduksi ajaran Islam sebenarnya sudah lama dilakukan jauh sebelum munculnya gagasan Islam Moderat atau moderasi Islam. Setelah Perang Salib, mereka menyadari bahwa umat Islam tidak mungkin dikalahkan selama masih berpegang teguh dengan ajaran Islam. Untuk itu mereka berusaha keras menjauhkan kaum Muslim dari ajaran Islam. Mereka menyusupkan pemikiran-pemikiran asing ke dalam tsaqofah Islamiyah untuk menyesatkan kaum Muslim dari ajaran Islam yang benar. Mereka juga mengeruhkan kejernihan Islam dengan pemikiran-pemikiran yang sejatinya bertentangan dengan Islam semacam nasionalisme, patriotisme, sekulerisme dan lain sebagainya. Puncak keberhasilan Barat memerangi Islam dan Kaum Muslimin adalah saat mereka sukses meruntuhkan Khilafah Ustmani di Istambul tahun 1924, nyaris tanpa mendapatkan reaksi berarti dari kaum Muslim.
*Tujuan dibalik Moderasi Beragama/Islam*
Moderasi Islam ditujukan untuk mengubah ketetapan dan hukum pada perkara yang sudah mujma’ ‘alayhi di atas. Moderasi Islam sebagaimana ta’rifnya ditujukan agar umat Islam menerima demokrasi, sekuler-liberalisme, HAM, dan pandangan-pandangan ala Barat.
Dengan kata lain tujuan moderasi agama adalah mengubah pandangan dan hukum Islam yang berseberangan dengan pandangan dan hukum Barat agar sejalan dengan pandangan dan system hukum mereka. Seperti mengatakan bahwa hokum rajam bagi pezina bertentangn dengan HAM, meyakini hanya Muslim yang bisa masuk ke dalam surge adalah pandangan sektariandan memicu radikalisme.
Selain itu juga mengokohkan eksistensi kapitalisme dan imperialism Barat. Tak bisa dipungkiri, kesadaran manusia akan kerusakan akibat penerapan system kapitalisme diseluruh dunia semakin lama semakin membesar.
Penerapan system kapitalisme liberal hampir diseluruh negeri Islam sejatinya bukan karena system ini baik dan benar, tetapi karena pengkhianatan dan persengkokolan para penguasa negeri Islam dengan negeri kafir imperialis. Seandainya tidak karena penjajahan, persekongkolan dan pengkhianatan, umat Islam pasti meninggalkan system ini dan kembali pada Islam.
Dari sini dapat dipahami bahwa moderasi Islam yang digagas negara kafir imperialis, diusung penguasa antek, dan dijajakan oleh begundal-begundalnya sejatinya ditujukan untuk mempertahankan eksistensi kapitalisme-liberalisme dan penjajahan mereka atas dunia Islam.
Moderasi Islam juga diarahkan untuk menghalang-halangi, dan melawan perjuangan menegakkan syariat Islam dalam Institusi Negara Khilafah. Hal ini nampak jelas dari perkataan dan perbuatan mereka yang terus-menerus memusuhi setiap upaya kaum Muslim menegakkan syariat Islam dan Khilafah dengan mengatasnamakan perang melawan radikalisme. Yang mereka maksud gerakan radikal adalah gerakan Islm yang mengusung ide syarist dan Khilafah.
Begitupun yang terjadi di Indonesia. Pembangunan infrastruktur yang memang merupakan salah satu proyek strategis nasional yang masuk ke dalam prioritas RPJM 2020-2024. Pemerintah terus menggenjot pembangunan IKN terlepas dari permasalahan-permasalahan dan kritik yang ada seperti lingkungan, anggaran, desain istana, dan dinilai sangat terburu-buru.
Sementara itu Balikpapan sebagai kota penyangga telah dikondisikan agar mendukung proyek besar tersebut, salah satunya melalui program moderasi beragama yang menyasar pada pesantren, masjid-masjid dengan sertifikasi ulama, dll yang mampu menumbangkan kekritisan masyarakat dan generasi muda untuk memprotes berbagai kebijakan dzalim rezim penguasa.
*Islam Menjawab Permasalahan Moderasi Beragama*
Islam adalah agama (ad-dîn) yang diturunkan oleh Allah Swt. kepada Nabi Muhammad saw. untuk mengatur hubungan manusia dengan tuhannya, diri, dan sesamanya. Dengan demikian, Islam bukan hanya mengatur masalah akidah, ibadah, dan akhlak, tetapi juga mengatur masalah ekonomi, pemerintahan, sosial, pendidikan, peradilan dan sanksi hukum, serta politik luar negeri. Inilah yang dimaksud dengan Islam kafah, sebagaimana yang dinyatakan oleh Allah Swt., “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kalian turut langkah-langkah setan. Sungguh setan itu musuh yang nyata bagi kalian.” (TQS Al-Baqarah [2]: 208).
Oleh karena itu, Islam adalah agama yang lengkap dan sempurna. Ini ditegaskan oleh Allah Swt., “Pada hari ini, telah Aku sempurnakan untuk kalian agama kalian, telah Aku cukupkan nikmat-Ku kepada kalian dan telah Aku ridai Islam itu menjadi agama kalian.” (TQS Al-Maidah [5]: 3).
Jika demikian, benarkah Islam moderat itu ada? Tentu tidak ada. Sebabnya, Islam hanya satu, yaitu agama (ad-dîn) yang diturunkan oleh Allah Swt. kepada Nabi Muhammad saw. untuk mengatur hubungan manusia dengan tuhannya, diri, dan sesamanya.
Dengan demikian moderasi Islam dengan segala bentuknya harus dilawan. Sebab moderasi Islam hakikatnya adalah upaya menghancurkan eksistensi dan kemurnian Islam serta mengubah cara beragama kaum Muslim sesuai dengan arahan dan keinginan negara kafir imperialis.
Wallahu’alam bishawab.