Lhokseumawe ---- Dengan adanya program efisiensi pemakaian listrik di perusahaan Ex-PT Arun NGL, begini nasib sekolah SMA N Modal Bangsa Arun yang berada di jalan bontang komplek perumahan ex- PT Arun, Lhokseumawe, Aceh, Rabu (15 Mei 2024).
Terkait akan diputuskannya aliran listrik untuk pendidikan komite sekolah SMA N Modal Bangsa Arun, mengadakan rapat komite yang dihadiri oleh para wali murid dalam rapat tersebut para wali murid merasa kecewa dengan sikap PT Perta Arun Gas yang akan memutuskan aliran listriknya ke sekolah SMA N Modal Bangsa Arun.
Terkait hal tersebut komite sekolah SMA N Modal Bangsa Arun Mulyadi mengatakan, seharusnya PAG mendukung penuh untuk memajukan pendidikan anak Aceh khususnya di lingkungan dimana perusahaan raksasa itu berdiri," paparnya pada pewarta media ini.
Tambahnya lagi, dengan adanya perusahaan raksasa di lingkungan sekolah seharusnya pihak PAG lebih bijak dalam mengambil keputusan bukan malah mengganggu proses belajar mengajar dengan akan memutuskan aliran listrik ke sekolah. Kalau kita tidak tempati saat itu perumahan ex- PT Arun tersebut sudah ditempati oleh babi hutan," ungkap Mulyadi.
Selain itu kita juga sudah pernah membayar tagihan listrik dan air sebesar Rp 225 juta pertahun kepada PAG langsung tanpa tau berapa daya yang kita terpakai hal itu kita lakukan agar proses belajar mengajar para siswa/i tidak terganggu," papar Mulyadi lagi pada pewarta media ini.
Selanjutnya salah satu wali murid Mahlil yang juga putra lingkungan perusahaan PAG merasa kecewa dengan kabar akan diputuskannya aliran listrik ke sekolah SMA N Modal Bangsa Arun, pasalnya hal tersebut akan mengganggu proses belajar para siswa/i di sekolah SMA N Modal Bangsa Arun," jelasnya dengan nada kecewa.
Mahlil juga menambahkan kalau memang dengan adanya perusahaan PAG tidak bermanfaat bagi pendidikan dan tidak bisa memajukan pendidikan yang ada lingkungannya lebih baik pihak PAG hengkang dari bumi Aceh, sekolah SMA N Modal Bangsa ada untuk mencerdaskan putra putri lingkungan perusahaan bukan menjadikan sekolah sebagai ladang bisnis untuk mencari keuntungan pribadi mau pun perusahaan yang melakukan bisnis di bumi Aceh," tutup Mahlil pada pewarta media ini.
Terkait hal diatas pewarta media ini belum bisa melakukan konfirmasi dengan pihak PAG.(A,007)