Sayangnya, ketika tiba di desa itu, tim tidak dapat menemukan kawanan ternak bantuan tersebut, diduga akibat bantuan ternak itu tidak lagi berada di suatu kandang, layaknya keberadaan bantuan ternak lainnya. Bahkan tim investigasi juga hingga kini, belum menemukan kandang ternak bantuan yang dimaksud.
Namun, tim tanpa sengaja sempat bertemu dengan salah seorang dari anggota kelompok penerima bantuan tersebut di suatu warung, dimana kebetulan di sana juga datang kepala desa setempat saat itu. Anggota kelompok itu pun sempat memberi sedikit keterangan perihal keberadaan lembu bantuan itu .
" Lembunya ada, tapi sudah dibagi, dipelihara satu - satu, nanti kalau perlu paling lambat lusa bisa kami kumpulkan lagi," ungkap anggota kelompok yang tidak ingin disebutkan namanya tersebut, Selasa 22 Maret 2022.
Ketika itu juga, tim bermaksud untuk bertemu dengan ketua kelompok tersebut, namun sayangnya juga tidak berhasil.
" Nomor ketua kelompok tidak ada, anggota kelompok ada 22 orang, lembu 12 ekor, tapi sebagian sudah dibagi, sebagian lagi kami kurang ngerti," tambahnya lagi.
Kepala desa setempat pun mengaku kurang memahami detail kondisi bantuan serta keberadaan bantuan ternak tersebut di desanya.
" Itulah saya pun kurang ngerti di mana di buat kandangnya dan dimana posisi lembunya," jawab Pak Geuchik Bagok Panah Sa itu singkat.
Selain itu, tim investigasi juga mencoba menghubungi nomor telepon seluler beberapa anggota kelompok lainnya, namun belum mendapatkan jawaban yang signifikan, dan ada pula yang sulit dihubungi. Rencananya investigasi akan dilanjutkan keesokan harinya, juga menyasar ke berbagai titik lokasi bantuan ternak lembu lainnya berada.(***)
