Oleh : Cut Zhiya Kelana, S.Kom
(Aktivis Pemuda dan Peradaban Aceh)
Ketua LBH Pelita Umat Chandra Purna Irawan, S.H., M.H. menuturkan, agenda International Muslim Lawyer Conference (IMLC) ini bertujuan mencari solusi perlindungan hukum terhadap kaum Muslim dan ajaran-ajaran Islam.
"Agenda pada hari ini mencari solusi bagaimana perlindungan hukum kepada kaum Muslim dan ajaran-ajaran Islam dari potensi kriminalisasi dan perlindungan hukum terhadap kaum muslimin yang mengalami penjajahan dan pengusiran seperti yang terjadi di beberapa negara," tuturnya dalam opening speech International Muslim Lawyer Conference, Ahad (3/10/2021) di kanal YouTube Al Waqiyah TV.
Menurutnya, IMLC ini menghadirkan berbagai pengacara dan pakar hukum dari berbagai negara untuk membahas berbagai macam problematika yang dihadapi oleh umat Islam di antaranya adalah pembunuhan, pengusiran dan penjajahan dari berbagai negara, seperti yang terjadi di Suriah, Palestina, Rohingya, Kashmir, Uighur, Yaman dan negeri-negeri Muslim lainnya.
"Agenda ini mengangkat tajuk perlindungan hukum terhadap ajaran Islam dari potensi kriminalisasi dan potensi monsterisasi terhadap ajaran Islam seperti niqab, hijab, jihad dan sistem pemerintahan Islam seperti khilafah," ujarnya.
"Bahkan yang terbaru adalah Muslim di Uighur Cina dituduh sebagai radikal dan dituduh sebagai teroris akhirnya berakibat pada reeducation camp yang terjadi di Uighur Cina," tambahnya.[Mediaumat.news]
Umat Islam Yang Teraniaya
Umat Islam di berbagai negeri mengalami penindasan dan diskriminasi, bahkan dimusuhi dan tidak diakui sebagai warga negara. Hal ini terjadi karena selama ini kita dipaksa untuk tunduk kepada sistem kapitalis yang jelas sangat bertentangan dengan Islam sendiri. Karena selama ini kita tak menganggap betapa pentingnya Islam menjadi sebuah sistem dari pemerintahan yang akan mengatur kehidupan manusia selayaknya.
Tak pernah lelah mereka terus membuat stigma negatif tentang Islam, sehingga berkembang Islamophobia di berbagai negara. Hal ini membuat banyak kaum muslim sendiri khawatir karena mereka yang minoritas dinegeri non muslim sering kali diserang. Lalu dimanakah pertanggung jawaban dari negara yang menjunjung tinggi HAM itu ketika banyaknya kaum muslim Rohingya menjadi korban genosida dan muslim Uigur yang berada di camp disiksa tanpa jenisnya. Tentu hal ini membuat mereka menutup mata karena lagi-lagi ada negara adidaya dibelakangnya yang mendukung hal tersebut.
Dalam sistem kapitalis ini sungguh banyak sekali kerugian kita terutama umat Islam sendiri, meski mayoritas namun menjadi minoritas dinegerinya sendiri, mereka dikontrol dan diperbudak penguasa adidaya untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Inilah yang terjadi setelah khilafah runtuh dan kemudia kita dipecah belah, dipisahkan agar tak pernah bersatu. Sehingga tak ada lagi rasa saling peduli kepada sesama muslim, karena kapitalis mengajarkan kita untuk mencari keuntungan semata dan manfaat dari setiap perbuatan yang kita lakukan. Maka setelah semua itu tiada maka harus kita lupakan dan mencari yang lain.
Jeratan Ide Nasionalisme
Kaum muslim di negeri yang lain terhalangi memberi pertolongan karena mereka terjerat ide nasionalisme yang mematikan. Ide nasionalisme yang lemah ini dan tak mampu mempersatukan manusia secara permanen berhasil ditanamkan barat. Yang padahal sifatnya temporal dan muncul ketika ada ancaman dari luar saja. Adanya penjajahan, persaingan atau benturan budaya yang menjadi stimulan ampuh untuk membangkitkan ide nasionalisme ini. Namun hal itu akan hilang dengan sendirinya jika ancaman dari luar berkurang atau hilang sama sekali. Maka jadilah umat Islam menjadi potongan kecil yang mudah diperebutkan kafir, itulah tujuan mereka yang sebenarnya.
"Bukan golongan kami orang-orang yang menyerukan 'ashabiyah; bukan golongan kami mereka yang berperang atas dasar 'ashabiyah; bukan dari golongan kami orang-orang yang mati karena 'ashabiyah"(HR. Abu Dawud)
Ini sangat berbeda dengan Islam yang ikatannya kokoh karna dibangun berdasarkan keimanan pada Allah, maka setiap yang mereka lakukan standarnya pada hukum syara. Dimana selama 14 abad lamanya Islam pernah berjaya diterapkan di muka bumi, mengangkat derajat manusia yang dari jahiliyah menjadi lebih mulia dan terkemuka. Menjadi corong peradaban bagi sebagian negara. Islam mempersatukan muslim dimanapun berada dan menjadikannya sebuah negara adidaya dan penuh kehormatan pada manusia dengan keadilan Islam.
Upaya Barat Menghancurkan Islam
Negara Barat dan dunia internasional terus memburu dan mengeksploitasi kaum muslim melalui beragam cara dan Lembaga. Hal ini karena barat merasa sangat terancam dengan keberadaan Islam yang kian hari kian bertumbuh pesat meski stigma negatif masih melekat. Ketakutan barat akan bangkitnya Islam semakin jelas terlihat, maka tak heran jika barat semakin gencar melakukan serangan dan taktik untuk merangkul erat mangsanya agar tak terlepas.
Melakukan kerjasama, menanamkan modal dan investasi lalu merampoknya dengan istilah yang berbeda seolah memperbodohkan mereka karena miskin ilmu. Padahal bukan miskin ilmu hanya saja negara tak mengakuinya, sehingga mereka lebih berharga untuk diakui oleh negara lain. Cara lainnya adalah terus menggencarkan perang pemikiran melalui media, dimana bisa menghancurkan generasi kaum muslim dan keluarganya.
Dan tentu saja cara ini berhasil hingga saat ini menjadi sebuah racun yang mematikan pemikiran merka dari Islam. Bahkan dengan bangga mereka menjadikan negara adikuasa itu sebagai kiblat peradaban dunia. Kaum muslim saat ini telah kehilangan jati dirinya selama hidup dalam kapitalisme. Karena itu kita butuh Islam sebagai sistem kehidupan lebih baik dan mengembalikannya pada posisi semula.
Umat Islam Butuh Junnah
Umat Islam membutuhkan junnah yang berupa institusi politik Islam yakni khilafah. Khilafah didefinisikan sebagai sebuah sistem kepemimpinan umum bagi seluruh kaum Muslim di dunia untuk menerapkan hukum-hukum Islam dan mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia. Sebutan dari khilafah adalah imamah yang maknanya sama.
Imam Muslim meriwayatkan dari al-A'raj dari Abu Hurairah dari nabi Saw. Bersabda :
"Sesungguhnya imam itu adalah laksana perisai, dimana orang-orang akan berperang dibelakangnya dan menjadikannya sebagai pelindung (bagi dirinya)"
Ketiadaan Khilafah saat ini membuat kaum muslim kehilangan arah dan tujuannya, kriminalitas yang sudah melampaui batas karena tiadanya hukum Islam. Negeri Islam yang terjajah di perbudak dinegerinya sendiri. Dan serangan-serangan lainnya kepada kaum muslim dimanapun terus terjadi tanpa ada yang mampu menghentikannya. Karena itu hanya Islam yang mampu menjadi sebuah solusi akhir dari segala permasalahan ini.
Rasulullah sawa bersabda :
"Tidak beriman salah seorang diantara kalian, kecuali hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (hukum syara)" (Al-Arba'in an-Nawawiyah no. 40; fath al-Bari jilid XIII/289)
14 abad yang lalu ketika Islam menguasai 2/3 dunia, dan menjadi corong peradaban dunia dengan kegemilangannya. Dan khilafah tak perlu mengeluarkan banyak biaya hanya untuk kasus kriminalitas, karena dasar hukum sudah jelas menggunakan al-Qur'an dan Sunnah. Dan khilafah mampu menekan hingga hanya ada 200 kasus saja selama setahun. Bayangkan saat ini ada berapa kasus kriminalitas dari pelecehan terhadap agama Islam dan penangkapan para Ulama, belum yang lainnya.
Maka saat ini yang dunia butuhkan adalah menegakkan kembali khilafah, bukan sistem yang lainnya. Dan perjuangan menengakkan kembali khilafah adalah tugas mulia yang diberikan kepada setiap muslim. Dan kewajiban ini tidak akan gugur kecuali setelah khilafah tegak kembali, karena hukumnya wajib maka jika kita hanya berdiam diri saja akan sangat berdosanya kita kepada saudara kita yang teraniaya di luar sana. Wallahu 'alam.